Peran Masyarakat Lokal dalam pariwisata, yang dikenal sebagai Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community-Based Tourism/CBT), sangat krusial dalam memastikan pengelolaan destinasi wisata berkelanjutan dan mendistribusikan manfaat secara adil. CBT adalah model di mana masyarakat lokal secara kolektif mengontrol dan mengelola pengembangan pariwisata di wilayah mereka.
Prinsip dan Peran Utama Masyarakat Lokal dalam CBT
Model CBT memastikan bahwa masyarakat bukan hanya objek, tetapi subjek (pelaku utama) dalam kegiatan pariwisata. Berikut adalah peran utama masyarakat lokal:
1. Pengelolaan dan Pengambilan Keputusan (Control) 🤝
Masyarakat lokal memegang kendali atas aset, perencanaan, dan operasional pariwisata, sehingga menjamin kegiatan wisata sejalan dengan nilai-nilai dan kepentingan komunitas.
Pembentukan Kelembagaan: Masyarakat mendirikan badan atau organisasi resmi, seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) atau Koperasi Pariwisata, yang menjadi wadah legal untuk mengelola destinasi, mengatur alokasi dana, dan membuat keputusan strategis.
Perencanaan Partisipatif: Masyarakat terlibat langsung dalam menentukan jenis produk wisata apa yang akan dikembangkan (misalnya, wisata budaya, ekowisata, atau agrowisata) dan bagaimana mengelolanya tanpa merusak sumber daya alam dan budaya mereka.
2. Penyediaan Produk dan Jasa Wisata (Direct Benefits) 💰
Masyarakat lokal secara langsung menyediakan layanan dan produk wisata, yang merupakan sumber utama manfaat ekonomi.
Akomodasi Homestay: Warga lokal mengubah rumah mereka menjadi penginapan sederhana (homestay), memberikan pengalaman otentik bagi wisatawan sambil memperoleh pendapatan langsung.
Pemandu Lokal (Local Guide): Anggota masyarakat dilatih menjadi pemandu wisata yang menguasai sejarah, budaya, dan keanekaragaman hayati setempat, memastikan interpretasi yang akurat dan otentik.
Kuliner dan Kerajinan Lokal: Mendirikan warung makan atau restoran yang menyajikan makanan khas daerah (khas kuliner), serta memproduksi dan menjual suvenir atau kerajinan tangan lokal. Hal ini berfungsi sebagai rantai nilai yang mendukung perekonomian desa.
Atraksi Kultural: Mengorganisir pertunjukan seni, ritual adat, atau lokakarya keterampilan tradisional (misalnya membatik, menenun) sebagai atraksi wisata yang dikelola dan dipertahankan oleh komunitas.
3. Konservasi dan Pelestarian Budaya (Stewardship) 🌿
Keterlibatan masyarakat secara langsung menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan dan warisan budaya yang menjadi daya tarik utama.
Menjaga Lingkungan: Karena pendapatan mereka bergantung pada kondisi alam yang lestari (misalnya kebersihan sungai, kelestarian hutan), masyarakat lokal menjadi garda terdepan dalam upaya konservasi alam, seperti pengelolaan sampah dan reboisasi.
Mempertahankan Nilai Budaya: Pariwisata menjadi alat untuk merevitalisasi dan melestarikan tradisi dan ritual yang terancam punah. Masyarakat akan bangga menampilkan budayanya, yang secara tidak langsung memastikan transmisi nilai-nilai tersebut kepada generasi muda.
Manfaat Langsung kepada Masyarakat Lokal (Studi Kasus: Desa Wisata)
Pada model Desa Wisata (yang merupakan bentuk implementasi CBT di Indonesia), manfaat langsung yang dirasakan masyarakat meliputi:
Peningkatan Pendapatan Keluarga: Pendapatan tidak hanya diperoleh dari upah bekerja, tetapi juga dari bagi hasil usaha bersama (Pokdarwis) dan penyewaan aset pribadi (kamar homestay, lahan parkir).
Penciptaan Lapangan Kerja Lokal: Mengurangi migrasi ke kota karena tersedianya peluang kerja baru (pemandu, pengelola, juru masak, penjual kerajinan) yang dapat diisi oleh penduduk desa.
Peningkatan Infrastruktur dan Fasilitas Publik: Keuntungan dari pariwisata seringkali dialokasikan kembali untuk pembangunan fasilitas desa seperti jalan, penerangan, atau air bersih.
Penguatan Modal Sosial (Social Capital): Kegiatan pariwisata meningkatkan interaksi positif dan gotong royong antarwarga dalam mengelola usaha, sehingga memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan di desa.
Dengan demikian, peran masyarakat lokal dalam CBT mengubah pariwisata dari sekadar aktivitas ekonomi menjadi strategi pembangunan berkelanjutan yang mengutamakan kesejahteraan, pelestarian, dan kedaulatan komunitas.
0 komentar:
Posting Komentar