TABIK PUN DESWITA WAY KALAM
Desa Way Kalam Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan Propinsi Lampung

Ekowisata di Hutan Gunung Rajabasa

 Studi kasus pengembangan ekowisata di Hutan Gunung Rajabasa, Lampung Selatan, menunjukkan bahwa ekowisata menjadi salah satu strategi utama dalam pengelolaan hutan lindung yang bertujuan untuk memanfaatkan jasa lingkungan secara lestari sambil mempromosikan konservasi alam dan pemberdayaan masyarakat.

Ekowisata di kawasan ini menawarkan potensi objek wisata alam seperti air terjun (misalnya Air Terjun Curuq Layang, Air Terjun Kecapi) dan pemandian air panas (Way Belerang Simpur), serta jalur pendakian.


Potensi Ekowisata di Hutan Gunung Rajabasa

Hutan Lindung Gunung Rajabasa (HLGR), yang berada di wilayah kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Way Pisang, Lampung Selatan, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi ekowisata, antara lain:

  1. Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas): Kawasan ini merupakan habitat satwa liar seperti jenis burung, mamalia, primata, dan reptil, yang menawarkan potensi untuk kegiatan wisata pengamatan satwa dan edukasi.

  2. Daya Tarik Alam: Terdapat berbagai objek wisata alam yang menarik seperti air terjun dan pemandian air panas (misalnya Air Terjun Way Kalam dan Pemandian Air Panas Way Belerang Simpur), serta puncak gunung untuk kegiatan pendakian.

  3. Fungsi Pendidikan dan Penelitian: Potensi kawasan ini juga mencakup kegiatan pendidikan, penelitian, dan penangkaran karena kekayaan ekosistemnya.

  4. Lokasi Strategis: Posisinya yang tidak jauh dari Pelabuhan Bakauheni memberikan akses yang relatif mudah.


Dampak Ekowisata terhadap Konservasi Alam

Pengembangan ekowisata berbasis konservasi di Gunung Rajabasa memiliki korelasi langsung dengan upaya pelestarian alam, dengan dampak utama sebagai berikut:

Dampak Positif

  • Peningkatan Perlindungan Hutan: Ekowisata mendorong upaya perlindungan dan pengamanan hutan yang lebih intensif karena nilai ekonomi kawasan bergantung pada kelestarian alamnya. Hal ini secara tidak langsung membantu mengurangi kegiatan negatif seperti perambahan hutan untuk dijadikan kebun dan perdagangan satwa liar yang sempat menjadi ancaman di wilayah ini.

  • Pelestarian Fungsi Ekosistem: Prinsip ekowisata yang menekankan pada pola wisata ramah lingkungan dan kelestarian fungsi ekosistem memastikan bahwa pengembangan sarana prasarana wisata dilakukan dengan mencegah perusakan hutan dan perburuan liar.

  • Edukasi dan Kesadaran Konservasi: Melalui penyediaan sarana pemanduan wisata dan papan edukasi (misalnya tentang primata dan flora/fauna lokal), ekowisata meningkatkan pemahaman pengunjung tentang kekayaan biodiversitas dan pentingnya konservasi.

Tantangan Konservasi

Meskipun memiliki dampak positif, pengembangan ekowisata juga menghadapi tantangan konservasi yang harus dikelola, meliputi:

  • Ancaman Perambahan: Masih adanya tekanan dari masyarakat sekitar untuk merambah hutan lindung demi lahan pertanian seiring bertambahnya jumlah penduduk.

  • Dampak Pengunjung: Risiko kerusakan ekosistem dan pencemaran akibat peningkatan jumlah pengunjung jika pengelolaan dan pengawasan tidak dilakukan secara ketat sesuai dengan standar ekowisata.


Strategi Pengembangan dan Keterlibatan Masyarakat

Untuk memastikan ekowisata memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi konservasi, beberapa strategi kunci telah dan perlu dilakukan:

Fokus StrategiDeskripsi Tindakan
Konservasi Berbasis MasyarakatPelibatan masyarakat lokal (misalnya di Desa Way Kalam) dalam pengelolaan wisata alam menjadi peluang untuk mengurangi kegiatan ilegal di kawasan hutan lindung. Hal ini juga sejalan dengan misi KPHL Rajabasa untuk pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan.
Peningkatan Fasilitas dan AksesibilitasPeningkatan sarana dan prasarana (termasuk peta pemanduan digital dan informasi), promosi yang lebih aktif, serta penataan objek wisata potensial (seperti Air Terjun Kecapi dan Way Belerang Simpur).
Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)Peningkatan kualitas SDM pengelola KPH dan masyarakat melalui pelatihan untuk menunjang kegiatan ekowisata.

Intinya, ekowisata di Hutan Gunung Rajabasa berupaya mewujudkan visi menjadi tujuan wisata yang berbasis kelestarian hutan dan pemberdayaan masyarakat, di mana nilai ekonomi dari pariwisata dijadikan insentif langsung untuk upaya perlindungan dan pelestarian alam.

Share on Google Plus

About Redaksi

Terimakasih atas kunjunganya diblog kami, bila ada pertanyaan seputar Deswita Way Kalam silahkan Hub kami di wa.me/6282279292579. Mari kita bersama-sama memajukan Kepariwisataan Lampung Selatan melalui Media Sosial - Salam Pesona Indonesia
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar