Perjalanan menuju Air Terjun Way Kalam cukup berliku. Selepas melewati perkampungan yang didominasi masyarakat Jawa Serang (Jaseng) kita harus melanjutkan perjalanan melewati jalan setapak. Sepanjang perjalanan tanaman kakao, durian, pohon pisang serta aneka pepohonan akan menyambut kita. Perjalanan yang melelahkan akan terbayar saat kita melihat Air Terjun Way Kalam yang sangat jernih bak air susu dari surga.
Walaupun didominasi masyarakat Jaseng, namun, nama air terjun ini menggunakan Bahasa Lampung. Way berarti air atau sungai. Sedangkan, Kalam itu berarti batu putih yang keluar dari cadas. Penamaan ini sebagai penghormatan masyarakat setempat kepada masyarakat lokal. Jika dilihat air terjun ini memang seolah keluar dari batu cadas yang begitu besar.
Akses menuju air terjun ini telah dipaving blok sejak 2011 oleh Menteri Kehutanan kala itu. Jalanan itu hingga kini masih terjaga. Para pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Namun, hanya bisa sampai kawasan parkiran. Selepas dari parkiran kita harus berjalan sekitar 20 menit dengan menuruni lereng. Kayu-kayu yang dibuat semacam tangga sangat membantu pengunjung menjangkau Air Terjun Way Kalam.
Lokasi air terjun ini berada di Kawasan Hutan Lindung Register 3 Gunung Rajabasa yang dikelilingi oleh tebing yang cukup curam. Tebing-tebing ini semakin mempercantik pemandangan. Air terjun Way Kalam bersumber dari Way Penengahan. Sungai besar ini mampu mengairi 20 desa di sekitar Gunung Rajabasa. Masyarakat setempat memanfaatkan air bersih itu untuk keperluan sehari-hari dan untuk dikonsumsi juga. Ibu Lilis, warga setempat yang sudah lama bermukim, mengatakan Way Penengahan mampu mengairi desa-desa di sekitarnya karena debit airnya yang banyak. Air terjun Way Kalam sendiri menjadi bagian yang dialiri sungai besar ini. “Airnya bersih dan jernih, makanya banyak warga yang memanfaatkannya untuk kehidupan sehari-hari”, kata dia.
Air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 40 meter ini tampak semakin eksotis dengan pepohonan di sekitarnya yang masih rimbun. Cipratan air terjun yang jatuh menimpa bebatuan di bawahnya membuat tubuh kita yang berbalut baju menjadi basah. Padahal jarak antara titik kita berdiri dengan air terjun mencapai 500 meter. Kita bisa berfoto di dekat air terjun maupun berenang di bawah lereng yang curam.
Bagi pengunjung yang datang ke sini dikenai tiket masuk sebesar Rp 10ribu / motor. Tiket tersebut sudah termasuk dua orang yang mengendarainya. Namun, jika kita datang menggunakan mobil atau angkutan lainnya kita dikenai tiket masuk Rp 3000 per orang.Lereng yang curam di Air Terjun Way Kalam dulu banyak dihuni kelelawar. Namun, seiring banyaknya wisatawan yang berkunjung ke sini, kelelawar itu berpindah mencari habibat baru. Bebatuan juga banyak memenuhi aliran sungai di bawah air terjun. Batu dengan berbagai ukuran itu memang menjadi pemandangan yang semakin asyik. Pengunjung juga bisa berfoto dari atas batu yang banyak bertebaran di sekitar area air terjun. Namun, di sini tidak ada ruang ganti atau bilas. Sebaiknya Anda membawa sarung atau kain penutup lainnya untuk melindungi Anda saat berganti pakaian.
Air Terjun Way Kalam sangat rekomendid untuk Anda kunjungi. Selain air terjunnya yang sangat menawan, udara yang begitu segar juga menjadi sajian dari alam yang tak terlewatkan. Maka jangan ragu-ragu, ayo ambil ranselmu dan menjelajahlah, Air Terjun Way Kalam menunggumu
Sumber : http://malahayati.ac.id/?p=16798
0 komentar:
Posting Komentar