TABIK PUN DESWITA WAY KALAM
Desa Way Kalam Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan Propinsi Lampung

Tantangan Terbesar Bagi Sebuah Desa Wisata

Tantangan terbesar bagi sebuah Desa Wisata ketika ada desa lain yang menawarkan atraksi yang sama (duplikasi produk) adalah bagaimana caranya agar desa tersebut tetap menonjol dan menarik wisatawan. Persaingan ini membutuhkan strategi yang fokus pada diferensiasi dan peningkatan nilai pengalaman.

Berikut adalah tantangan utama dan cara Desa Wisata menghadapinya:


Tantangan Utama: Perang Harga dan Duplikasi Produk

1. Pergeseran Fokus dari Kualitas ke Harga

Ketika Desa A dan Desa B sama-sama menawarkan Air Terjun dan Homestay, wisatawan cenderung memilih yang termurah. Hal ini memicu "perang harga" yang merugikan kedua belah pihak karena kualitas layanan, konservasi, dan pendapatan masyarakat bisa menurun.

2. Duplikasi Konten Promosi

Di media sosial, Desa A dan Desa B mungkin mengunggah foto air terjun yang terlihat identik. Akibatnya, wisatawan bingung dan menganggap semua desa sama, membuat brand Desa Wisata tidak kuat.

3. Keterbatasan Sumber Daya

Dua desa yang berdekatan dan memiliki produk serupa akan bersaing memperebutkan akses yang sama ke mitra tour operator, pelatihan, dan bantuan dana dari pemerintah.


Strategi Menghadapi Tantangan (Diferensiasi)

Desa Wisata harus beralih dari menjual apa yang mereka miliki menjadi menjual bagaimana pengalaman itu disajikan.

1. Fokus pada Cerita dan Nilai Budaya (The "Why")

Jika produk alamnya sama (misalnya, sama-sama punya air terjun), Desa Wisata harus menonjolkan cerita unik di baliknya:

  • Elevasi Narasi: Alih-alih hanya menjual "Air Terjun X," jual "Air Terjun X: Tempat Sakral Upacara [Nama Adat]" atau "Air Terjun X: Tempat Tinggal Satwa Endemik [Nama Satwa]." Cerita ini tidak dapat diduplikasi.

  • Sentuhan Lokal Unik: Pastikan setiap homestay menawarkan aktivitas imersi budaya yang khas di desa tersebut—misalnya, belajar menari tarian A yang tidak ada di Desa B, atau memasak kuliner khas yang resepnya diwariskan turun-temurun.

2. Peningkatan Kualitas dan Pelayanan (Akomodasi dan SDM)

Tingkat pelayanan dan kenyamanan seringkali menjadi pembeda yang paling menentukan.

  • Standardisasi Homestay: Tingkatkan standar kebersihan, fasilitas (misalnya, kamar mandi modern yang higienis), dan keramahan melebihi pesaing. Jual kenyamanan dan kehangatan yang dijamin, bukan hanya tempat tidur.

  • Pemandu Profesional: Latih Pokdarwis menjadi pemandu yang unggul dalam storytelling, berbahasa asing dasar, dan pengetahuan mendalam tentang ekologi desa. Wisatawan akan datang kembali karena pemandunya.

  • Inovasi Produk: Kombinasikan atraksi yang sama dengan pengalaman baru, misalnya membuat paket forest bathing (mandi hutan) yang terstruktur, bukan hanya trekking biasa.

3. Kolaborasi daripada Kompetisi (Kemitraan Regional)

Daripada bersaing secara sengit, desa-desa dapat bekerja sama untuk memperkuat kawasan.

  • Paket Wisata Terpadu: Desa A (Air Terjun) dapat berkolaborasi dengan Desa B (Homestay dan Kerajinan) untuk membuat paket 2 hari 1 malam yang lengkap. Hal ini akan meningkatkan lama tinggal wisatawan di kawasan tersebut.

  • Segmentasi Pasar: Setuju untuk berfokus pada segmen pasar yang berbeda. Misalnya, Desa A fokus pada wisata petualangan (trekking), sementara Desa B fokus pada wisata kesehatan (wellness dan kuliner sehat).

  • Media Promosi Bersama: Mengadakan event atau promosi bersama di media sosial dengan tagline yang menunjukkan bahwa kawasan mereka memiliki kekayaan yang beragam ("Kawasan Wisata Kaki Gunung [Nama Gunung]").

Intinya, Desa Wisata harus menemukan nilai tambah (value proposition) yang unik dan tidak mudah ditiru oleh pesaing, mengubah persaingan menjadi motivasi untuk terus berinovasi.

Share on Google Plus

About Redaksi

Terimakasih atas kunjunganya diblog kami, bila ada pertanyaan seputar Deswita Way Kalam silahkan Hub kami di wa.me/6282279292579. Mari kita bersama-sama memajukan Kepariwisataan Lampung Selatan melalui Media Sosial - Salam Pesona Indonesia
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar